Yahudi Malaysia, ini kisah Ezekiel Aaron Menasseh, Yahudi pertama yang menetap di Malaysia

Oleh FAHMI ABBAS

Orang Yahudi Malaysia mungkin terdengar aneh bagi generasi saat ini. Terma “Yahudi Malaysia” ini merujuk kepada orang Yahudi yang pernah tinggal di Malaysia.

Mungkin banyak yang tidak tahu bahwa orang Yahudi pernah tinggal terbuka di Malaysia,

Terutama di Negeri Sembilan, Melaka, dan sebagian besar di Pulau Pinang hingga akhir tahun 1970-an.

Yahudi Malaysia, ini kisah Ezekiel Aaron Menasseh, Yahudi pertama yang menetap di Malaysia

Orang Yahudi Malaysia terdiri dari keturunan Yahudi Sephardi yang tinggal di kalangan orang Serani, Yahudi Mizrah, Yahudi Cochin dari India, dan Yahudi Ashkenazi.

Kisah bagaimana orang Yahudi pertama kali tiba di Tanah Melayu, yang sekarang dikenal sebagai Malaysia, dikatakan dimulai sekitar abad ke-9 dan dimulai di Lembah Bujang.

Kedatangan Yahudi di Malaysia

Pada abad ke-18, komunitas Yahudi ini ditemukan di Bazar Kosmopolitan, Melaka. Kemunculan Yahudi Baghdad di Pulau Pinang kemungkinan besar disebabkan oleh kemajuan perdagangan yang diatur oleh Inggris pada abad ke-19.

Ini menarik perhatian pedagang Yahudi seperti Sassoon dan Meyers dari India. Beberapa juga berpendapat bahwa ada migrasi besar-besaran oleh orang Yahudi dari wilayah Baghdad Uthmaniyyah ke Tanah Melayu selama pemerintahan Daud Pasha sekitar tahun 1817 hingga 1831.

Orang Yahudi pertama yang diketahui tiba dan menetap di Tanah Melayu adalah Ezekiel Aaron Menasseh, yang bermigrasi dari Baghdad pada tahun 1895.

Ezekiel Aaron Menasseh menjalani kehidupan dan budaya Yahudi selama 30 tahun di Tanah Melayu hingga berakhirnya Perang Dunia Pertama. Sejak saat itu, populasi orang Yahudi yang pindah dan menetap di Tanah Melayu semakin meningkat.

Kebijakan Anti-Israel

Ketika Jepang menyerbu dan menduduki Tanah Melayu, komunitas Yahudi dipindahkan ke Singapura, dan sebagian dari mereka bahkan tewas dan dikuburkan.

Setelah perang berakhir, sebagian besar orang Yahudi di Tanah Melayu mulai pindah ke Singapura, Australia, Israel, dan Amerika Serikat. Pada tahun 1963, hanya ada sekitar 20 keluarga yang tinggal di Malaysia.

Sejak pemerintah Malaysia memperkenalkan kebijakan anti-Israel pada tahun 1970-an, hampir semua orang Yahudi di Malaysia telah berpindah agama menjadi Kristen, dan beberapa bahkan telah berimigrasi ke negara lain.

Keturunan orang Yahudi di Malaysia sekarang tinggal di Singapura, Australia, Kanada, Selandia Baru, Inggris, dan Amerika Serikat. Sebagian besar dari mereka dapat berkomunikasi dalam Bahasa Melayu, Bahasa Inggris, dan beberapa di antaranya bisa berbicara dalam Bahasa Yiddish, Parsi, Ibrani, dan Arab.

Warisan Yahudi yang Tersisa

Bukti warisan yang masih ada adalah kuburan Yahudi di Pulau Pinang, yang telah ada sejak tahun 1805 dan dianggap sebagai kuburan Yahudi tertua di Malaysia. Luas kawasan pemakaman Yahudi ini mencapai 38.087 kaki persegi dan terletak di Jalan Zainal Abidin (sebelumnya dikenal sebagai Jalan Yahudi).

Kuburan tertua di sana berasal dari tanggal 9 Juli 1805 dan dimiliki oleh Puan Shoshan Levi. Diperkirakan terdapat sekitar 106 kuburan, dan kuburan terakhir ditemukan pada tahun 1978.

Rumah ibadah Yahudi di Pulau Pinang yang terakhir berlokasi di Jalan Nagore dan ditutup pada tahun 1976. Penutupan ini mengakibatkan komunitas Yahudi tidak bisa lagi mengadakan ibadah minyan, yang memerlukan kehadiran minimal 10 pria.

Sejarah Jalan Yahudi

Ada sebuah jalan di Pulau Pinang yang dinamai Jalan Yahudi karena sebagian besar penduduk Yahudi tinggal di sana.

Namun, bagaimana jalan ini mendapat nama tersebut masih menjadi misteri. Jalan ini terletak di antara Jalan Burmah dan Jalan Macalister di Georgetown.

Saat ini, nama jalan tersebut telah diganti menjadi Jalan Zainal Abidin dan dengan demikian menghapus salah satu warisan keberadaan Yahudi di Malaysia.

BACA: “Mak mertua senyum meleret bila kak ipar kahwin dengan orang kaya, keluarga aku langsung dia tak pandang, siap kena hina depan orang masa kenduri”